Sektor ekonomi saat ini sangat terdampak oleh Pandemi Covid-19, mulai dari penurunan daya beli sampai pada banyaknya usaha yang harus gulung tikar. Karena itu Unit Pengelola Keuangan (UPK) Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Merapen Jaya Kelurahan Bukit Merapen Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang membuat siasat agar Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pinjaman Bergulir yang dikelola tetap lancar dalam membayar angsuran pinjaman.

 Seperti yang diketahui, Indonesia saat ini masih dilanda Pandemi Covid-19. Virus yang mulai muncul di penghujung tahun 2019 ini sudah menimbulkan dampak ke segala sektor. Mulai dari Peribadatan, seperti keberangkatan Haji yang terpaksa harus dibatalkan untuk tahun 2020 sampai ke sektor ekonomi seperti menurunnya daya beli masyarakat.

Di sektor kesehatan sampai Juli 2020, sudah lebih dari 16 juta penduduk dunia terinfeksi Virus Corona. Begitupun di Indonesia yang sudah hampir 100 ribu jiwa dinyatakan positif Covid-19. Karena kondisi ini diharuskan pandai menjaga kesehatan, seperti: menggunakan masker saat keluar rumah dan kondisi batuk maupun flu, rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau membersihkan pakai hand sanitizer, menghindari kerumunan serta mematuhi aturan protokol kesehatan jika terpaksa harus bepergian berolah raga dan menjaga kebugaran, mengkonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, dan mengkonsumsi suplemen tambahan bila perlu.

Akhir Juni  2020 KSM Pinjaman Bergulir sudah menyelesaikan pembayaran pinjamannya dan pada awal Juli 2020 baru akan diproses untuk pengajuan pinjaman selanjutnya. Rentang waktu sebulan tersebut dimanfaatkan UPK dan BKM untuk melakukan coaching kepada KSM mengenai dampak Covid-19 dan strategi usaha dalam masa pandemi. UPK juga memfasilitasi pertemuan KSM untuk pengisian proposal kembali dan memastikan bahwa anggota KSM yang bisa mengajukan pinjaman selanjutnya adalah KSM status pinjaman lancar.

“Metode amputasi pun kami terapkan disini, demikian disampaikan UPK Merapen Jaya Nurmalia dan dibenarkan oleh Ketua KSM Merapen Assusy saat di temui Tim Fasilitator. Yang dimaksud “Metode Amputasi “disini adalah dengan meloloskan anggota KSM yang pembayaran lancar saja, sedangkan yang menunggak  terpaksa harus di cut atau tunda dulu.

 Metode amputasi ini diterapkan saat pencairan pinjaman bergulir di kediaman UPK Jalan Stania Kota Pangkalpinang. Tampak hadir dalam pencairan hanya 5 orang anggota KSM dari sebelumnya berjumlah 6 orang. Hal ini terjadi karena satu anggota KSM Merapen mempunyai pinjaman macet dan masih menunggak, sementara anggota yang lain sudah lunas dan membutuhkan pencairan pinjaman yang baru untuk menambah modal usaha mereka. Strategi UPK dan BKM Merapen Jaya diharapkan mampu menjawab tantangan permasalahan dimasa pandemi serta sekaligus mengatasi pinjaman macet yang semakin berlarut dikemudian hari.