Semangat Kerelawanan serta peran nyata Sulistia Ningsih dan Sulastri dalam memfasilitasi kegiatan pemberdayaan menumbuhkan semangat dan aspirasi masyarakat mengikuti kegiatan Fokus Grup Diskusi (FGD) Penilaian Kelembagaan di Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Pengertian relawan menurut David G.Myers dalam buku “Social Psychology” yaitu orang yang memiliki hasrat untuk membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan. Konsep ini lebih dikenal dengan penyebutan altruisme atau biasa kita sebut sebagai “ikhlas”dan”rela”.

Pendampingan pelaksanaan fokus grup diskusi (FGD)   21Juli 2020 di ruang serba guna  Desa Bentaian Jaya
Pendampingan pelaksanaan fokus grup diskusi (FGD)   21Juli 2020 di ruang serba guna  Desa Bentaian Jaya

Di era millennial, transformasi sosial dan ekonomi saat ini begitu dinamis dan modern. Tentu tidak mudah menemukan relawan yang bersifat ikhlas dan rela peduli untuk membantu sesama tanpa imbalan. Bergabung dalam organisasi sosial  melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat  merupakan karakteristik relawan.

Sulistia Ningsih, adalah koordinator BKM Bina Lestari Desa Bentaian Jaya Kecamatan Manggar dan Sulastri koordinator BKM Berage Desa Burung Mandi Kecamatan Damar,  Kabupaten Belitung Timur. Mereka dapat dikategorikan sebagai relawan, karena partisipasi dan peran nyata mereka dalam memfasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Pendampingan pelaksanaan fokus grup diskusi (FGD)  23-Juli -2020 di ruang perpustakaan Desa Burung Mandi

Pada saat pendampingan pelaksanaan kegiatan fokus grup diskusi (FGD) penilaian kelembagaan Program KOTAKU ditengah situasi dan kondisi pandemi Covid 19, mereka dapat memfasilitasi pertemuan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Mereka komunikatif dan  konstruktif menyampaikan permasalahan masyarakat tentang pencegahan kumuh yang ada di Desa Bentaian Jaya dan Desa Burung Mandi.

Masalah pengangkutan dan pengelolaan persampahan serta pemeliharaan kegiatan infrastruktur yang telah dibangun juga keberlangsungan pemanfaatannya mereka  sampaikan dengan antusias disertai ide dan gagasan agar dapat diakomodir dalam perencanaan pembangunan desa. Mereka juga dapat membangun komunikasi yang kondusif dengan relawan lainnya yang hadir pada pelaksanaan fokus grup diskusi saat itu. (Edited Amibae)