“Semua yang dijalani dengan hati dan kerjasama tim maka pekerjaan seberat apapun pasti akan terselesaikan dengan baik. Karena itu sebagai ujung tombak terjadinya perubahan dimasyarakat, maka fasilitator harus tetap semangat, rapatkan barisan dan kolaborasikan program Kotaku” ujar Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  Miarka Risdawati pada saat membuka pelatihan Tim Korkot dan Fasilitator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) lokasi kelurahan Non BPM Provinsi Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung.

Kepala BPPW Babel Miarka Risdawati Membuka Pelatihan

Pelatihan secara daring selama 3 hari  (23 s.d. 25 September 2020) dilaksanakan gabungan 3 (tiga) provinsi dan diikuti oleh 28 orang peserta  dari Bangka Belitung, 43 orang peserta dari Sumatera Selatan dan 25 orang peserta dari Lampung ini merupakan bagian rangkaian kegiatan pelatihan dimana sebelumnya peserta telah terlebih dahulu mengikuti proses pre-test dan belajar mandiri (e-learning).

Dengan dimoderatori oleh Team Leader OC-04 Kotaku Sumatera Selatan Khoironi. Kepala BPPW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung ikut berpartisipasi menjadi narasumber pelatihan Dalam paparannya tentang Kota Berkelanjutan, Kepala BPPW Bangka Belitung Miarka Risdawati menyampaikan tentang ide dasar kota berkelanjutan, gagasan dan implementasi  kota yang terpadu,  3 (tiga) tantangan implementasi  dan strategi menghadapi tantangan berkelanjutan melalui kolaborasi antar komunitas kota.

Kepala BPPWBabel Miarka Risdawati menyampaikan materi Kota Berkelanjutan

Setelah materi Kota Berkelanjutan dibahas tuntas, maka dilanjutkan dengan materi Penguatan Kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang disampaikan oleh Kepala BPPW Provinsi Lampung Maria Doeni Isa. Pentingnya fungsi dan peran BKM sebagai roda penggerak menjadi topik utama dalam transformasi BKM dari Community Partisipatif menjadi Community Manajemen.

Kepala BPPW Lampung Maria Doeni Isa menyampaikan materi 


Belajar pengalaman dari BKM/LKM merupakan materi yang tak kalah luar biasa. Dengan mendatangkan narasumber LKM Mitra Mandiri Kelurahan Pringsewu Utara Rachmadi dan LKM Tempur Kelurahan Talang Bubuk Chairul Bahri dan Tahyudi diceritakan tahapan, proses, dan tantangan yang dialami oleh LKM dalam mewujudkan kelurahannya agar bebas dari kumuh.

LKM Mitra Mandiri Rachmadi

LKM Tempur Chairul Bahri dan Tahyudi

“Intinya, sebuah kolaborasi itu harus ada yang memulai, karena itu peran dan fungsi LKM adalah mulai melakukan kolaborasi. Memang tidak mudah membangun permukiman sesuai kebutuhan bukan sekedar keinginan saja, tetapi yang lebih tidak mudah adalah tantangan untuk memelihara dan menjaga pembangunan infrastruktur yang telah terbangun” ujar Chairul Bahri. (amibae)